Penjelasan Lengkap Tes DNA

Penjelasan lengkap tentang Tes DNA dan metode Tes DNA

Artikel ini juga tayang di Blog pelajar730.blogspot.com dengan judul : Penjelasan Lengkap Tentang Tes DNA.

Tes DNA (Deoxiribo Nulceic Acid)

Anda pernah mendengar tentang tes DNA kan? Semisal dalam suatu kasus tindak kejahatan tertentu yang pernah Anda ikuti di berita. Di situ sering diungkapkan tentang tes DNA yang akan dilakukan untuk membuktikan apakah terdakwa memang bersalah atau tidak. Atau suatu ketika Densus 88 berhasil menembak mati seorang teroris.

Terus untuk membuktikan secara ilmiah, hukum, dan formal akan dilakukan tes DNA apakah orang yang sudah ditangkap atau ditembak mati tadi benar-benar teroris yang menjadi target operasi. Contoh lain dari kehebatan identifikasi DNA ini adalah identifikasi Tsar Nicholas II dari Rusia dan keluarganya, yang dieksekusi oleh kaum Bolshevik pada 1918.Tteknologi DNA juga digunakan untuk meningkatkan tanaman pangan, untuk menentukan apakah seseorang memiliki informasi genetik untuk penyakit tertentu sebelum gejala muncul, dan melakukan penelitian untuk perawatan dan pengobatan penyakit genetik. Gitu ya. Trus DNA tu apaan?

DNA singkatan dari deoxiribo nulceic acid atau asam deoksiribonukleat (ADN), merupakan bahan dalam inti sel yang bertanggungjawab terhadap pengendalian sifat, kecerdasan, dan ciri morfologi seseorang atau makhluk hidup lain, dan memiliki susunan yang berbeda pada setiap orang. Jadi manusia di planet bumi ini tidak ada yang memiliki gen yang secara identik sama, kecuali anak kembar identik. DNA disusun oleh ribuan nukleotida yang membentuk rantai yang sangat panjang. Rantai nukleotida ini kemudian saling berpasangan membentuk ikatan rantai ganda nukleotida. Inilah yang disebut DNA atau secara umum dikenal dengan nama gen.

Cara Tes DNA

Mayoritas DNA manusia sebenarnya sama, tapi sekitar 0,10 % dari genom (genetik lengkap materi dalam suatu individu) manusia bervariasi dari setiap orang. Karena itulah para ilmuwan mampu mengidentifikasi orang berdasarkan DNA mereka. Identifikasi DNA dilakukan melalui langkah-langkah utama sebagai berikut:

  1. Mengisolasi sampel DNA uji
  2. Memotong DNA uji menjadi fragmen (potongan) yang lebih pendek
  3. Menyortir DNA berdasar ukurannya
  4. Dan membandingkan ukuran fragmen sampel DNA yang diuji dengan sampel DNA yang telah diketahui.

Bila didapati kecocokan antara sampel DNA uji dengan sampel DNA yang diketahui, maka identitas seseorang dapat diketahui.

Sering kali, DNA yang ditemukan di tempat kejadian peristiwa (TKP) dari jaringan tubuh manusia yang tertinggal, misalnya darah atau jaringan kulit, hanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Dalam kasus ini, para ilmuwan dapat membuat perbanyakan salinan sehingga memiliki cukup DNA untuk dilakukan identifikasi.

Isolasi DNA

Polymerase chain reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase adalah teknik yang dengan cepat dapat menghasilkan banyak salinan fragmen DNA. Proses PCR ditunjukkan pada gambar berikut. Sampel DNA yang akan dikopi ditambah dengan bahan tertentu, yaitu: nukleotida, enzim DNA polimerase, dan primer. Primer adalah potongan-potongan DNA berantai tunggal buatan yang mengandung antara 20-30 nukleotida, yang berfungsi sebagai pasangan pada ujung-ujung fragmen DNA yang akan disalin. Primer ini diperlukan agar DNA polimerase dapat melakukan replikasi (penggandaan) DNA. Setelah semua bahan ditambahkan, segera dilakukan pemanasan pada suhu tertentu. Ini berakibat kedua rantai DNA akan lepas menjadi rantai tunggal. Pendinginan yang dilakukan akan menyebabkan primer berikatan dengan masing-masing ujung rantai tunggal DNA. Atas kerja DNA polimerase, nukleotida akan menggenapi pasangan nukleotida pada masing-masing rantai tunggal DNA. Akhirnya diperoleh sepasang DNA yang identik. Jika diinginkan penambahan jumlah salinan, maka langkah PCR diulangi lagi. Sebagai contoh, jika dilakukan pengulangan dalam 30 siklus, maka akan diperoleh jutaan salinan DNA yang identik dengan DNA sampel.

Pemotongan DNA

Setelah mengisolasi DNA sampel, langkah selanjutnya adalah memotong DNA menjadi fragmen yang lebih kecil. Caranya? Sampel DNA tersebut diberi enzim restriksi. Inilah enzim yang terkenal dengan julukan gunting biologi! Keunikan enzim restriksi adalah dapat mengenali sekuen nukleotida tertentu dari DNA, dan memotong DNA dalam urutan tertentu (lihat gambar). Enzim retriksi tersebut mampu mengenali sekuen nukleotida GAATTC pada setiap DNA, dan memotong nukleotida pada bagian antara G dan A, dan menghasilkan potongan sekuen nukleotida TTAA dan potongan lainnya yang merupakan pasangannya yaitu AATT.

Seleksi DNA berdasar ukuran

Fragmen DNA dapat diselidiki dengan menggunakan teknik yang disebut elektroforesis gel. Dengan teknik ini protein atau asam nukleat yang membentuk DNA dapat dipisahkan sesuai dengan ukurannya. Sebagai langkah pertama, sampel DNA dipotong dengan enzim restriksi. Kemudian DNA ditempatkan pada suatu celah pada bahan yang dibuat dari gel yang tebal. Setelah itu pada gel tersebut dialiri arus listrik selama periode tertentu waktu. Langkah ini mengakibatkan fragmen-fragmen DNA yang bermuatan negatif akan bergerak ke bagian gel yang bermuatan positif. Fragmen DNA yang lebih kecil bergerak lebih cepat dan lebih jauh daripada fragmen yang besar sehingga fragmen DNA dapat terpisah berdasarkan ukurannya. Sebagai langkah terakhir akan dilakukan pencetakan pola DNA. Caranya: fragmen DNA tersebut dipindahkan ke sebuah membran dari bahan nilon dan diberi ‘label’ dengan cara dikenai radioaktif . Kemudian pada membran berlabel radioaktif tersebut disinari dengan sinar-X. Dan terbentuklah gambar berupa pola pita ADN yang disebut sidikjari DNA.

Ok. Kita sudah memperoleh sebuah pola pita DNA yang tercetak pada membran nilon. Terus diapain? Ya digunakan untuk identifikasi lah! Caranya gimana? Gini. DNA manusia memiliki suatu sekuen nukleotida tertentu yang selalu berulang di sepanjang rantai DNA. Misalnya sekuen nukleotida yang berulang adalah CACACA. Urutan ini selalu terulang beberapa kali pada DNA, dan kemudian disebut variable number tandem repeats (VNTR). Nah, VNTR ini sangat bervariasi pada setiap manusia. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan teknologi DNA ini menghasilkan fakta bahwa kemungkinan seseorang memiliki pola DNA yang mirip dengan orang lain adalah sebesar satu per seratus miliar!.

Jadi jika seseorang didakwa bersalah atas suatu tindak kejahatan, dan bukti yang diajukan adalah sidikjari DNA-nya, maka kemungkinan untuk lolos dari jerat hukum adalah seper seratus miliar! Wek! Makanya hati-hati.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama